Selasa, 02 Agustus 2016

Cerita Inspiratif Mahasiswa Bidikmisi : Begins from a dream village children "Kampus Institut Teknologi Sumatera (ITERA)"



BEGINS FROM A DREAM VILLAGE CHILDREN

Pertama-tama, melalui tulisan ini saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada BELMAWA RISTEKDIKTI yang telah mengadakan program bidikmisi dalam membantu tingkat pemerataan pendidikan tinggi untuk para lulusan SLTA yang terbatas dibidang ekonomi, tetapi dia berprestasi baik dibidang akademik maupun non-akademik dalam melanjutkan pendidikan dengan memberikan bantuan biaya pendidikan untuk calon mahasiswa tidak mampu. Saya berharap semoga program ini terus berjalan dan menjadi pemutus rantai kemiskinan di Negara ini.
Perkenalkan nama saya Alhamidi, anak ke-3 dari 3 bersaudara. Saya lahir pada tanggal 5 Januari 1997 di Pengarayan Provinsi Sumatera Selatan. Desa Pengarayan merupakan dimana salah satu desa yang cukup terpencil di provinsi Sumatera Selatan yang jauh dari pusat kota. Disana lingkungannya masih natural, masih megang teguh adat istiadat, dan sinyal/jaringan internet pun sangat susah.
Saya merupakan lulusan dari SMAN 1 Tanjung Lubuk pada tahun 2014. Semuanya itu dimulai pada saat SMP tepatnya pada saat kelas 3 SMPN 1 Tanjung Lubuk, waktu itu ada suatu kejadian yang sangat tidak terduga dan sangat tidak saya harapkan, tetapi apalah daya upaya Allah berkata kun fayakoonu maka terjadilah. Allah swt telah lebih dulu memanggil Ayah saya untuk menghadap-Nya. Waktu sudah mendekati pendaftaran masuk SMA. Waktu itu pun saya sangat terpuruk, bingung mau melakukan apa, apakah mau melanjutkan pendidikan lagi atau cukup sebatas itu. Padahal banyak sekali SMA-SMA favorit melirik karena prestasi saya sewaktu saya SMP. Tetapi semuanya saya tolak karena tidak punya biaya untuk sekolah di SMA itu semua. Saya harus memikirkan kondisi keuangan keluarga yang sangat sedikit, dan akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan sekolah di SMA yang sederhana karena di SMA itu tidak dipungut biaya apapun atau tidak ada SPP alias gratis.
Pada saat pertama masuk SMA itu, saya sangat bersemangat memulai sekolah dengan begitu banyak target yang saya buat, sayangnya di sekolah itu tidak ada kelas Acceleration. Tahun pertama berjalan dengan lancar, tidak begitu banyak hambatan yang signifikan. Tahun kedua pun sama, dan tahun ketiga sangat banyak hambatan yang menghadang yang menyebabkan tidak semulus dengan yang diinginkan. Saat itu sudah mendekati ujian nasional, teman-teman saya sangat gencar mencari informasi-informasi yang berkaitan dengan kuliah, bahkan mungkin mereka setiap hari membicarakan tentang kuliah, saya hanya bisa diam dan mendengarkan pembicaraan mereka. Didalam hati saya sangat ingin sekali merasakan bangku perkuliahan sama seperti yang lainnya, tetapi saya harus sadar bagaimana keadaan perekonomian orang tua, sudah untung bisa makan sehari-hari, dengan terpaksa saya harus memendam mimpi saya sebagai Engineering. Tetapi Allah berkata lain dia memberikan jalan melalui kakak saya. Kakak memberi informasi bahwa ada Beasiswa Bidikmisi dengan biaya pendidikan selama 4 tahun. Saya sangat bahagia dan memberitahukan informasi itu kepada ibu. Ibu hanya tersenyum bahagia dengan menangis mengeluarkan air matanya. Lalu besoknya saya menghadap kepala sekolah untuk meminta rekomendasi, agar mendaftar bidikmisi tersebut. Setelah mendapat rekomendasi, saya cepat-cepat mempersiapkan semua persyaratan yang dibutuhkan. Kemudian saya meminta bantuan kakak saya yang berada di Jakarta untuk mengupload semua berkas, karena di daerah saya tidak ada jaringan internet.
Setelah mendaftar bidikmisi, saya mendaftar SNMPTN 2014 dan SBMPTN 2014, tetapi semua hasilnya sangat mengecewakan, saya tidak lulus dari kedua jalur tersebut. Sepertinya Allah mempunyai jalan yang lebih baik dari itu, walapun saya tidak diterima di PTN, saya tetap tidak patah semangat karena masih ada kesempatan untuk tahun berikutnya. Untuk mengisi waktu saya selama 1 tahun itu, saya bekerja sebagai pengajar di salah satu bimbingan belajar di Bekasi. Hari-hari terus saya lewati dengan tetap belajar mengerjakan soal-soal SBMPTN dengan banyak sekali referensi soal-soal dari internet dan buku untuk persiapan mengikuti SBMPTN 2015, bahkan tidak terhitung berapa ribu jumlah yang saya kerjakan. Waktu terasa berjalan begitu cepat dan tidak terasa SBMPTN 2015 sudah dekat.
Ujian SBMPTN pun tiba dan waktu itu juga saya berbicara dengan diri saya sendiri “Saya harus diterima di PTN, saya harus mengubah keluarga besar dengan pendidikan, harus bisa, dan tidak ada yang bisa menghalangi niat saya, Kecuali-Mu”. Saat itu dengan enjoy mengerjakan soal-soalnya, karena sudah mempersiapkannya dengan matang, tingggal menunggu hasilnya. Dari ujian itu mempunyai space waktu 1 bulan, waktu sebulan itu saya manfaatkan untuk beribadah dan berserah kepadanya semoga hasilnya sesuai dengan keinginan.
Waktu yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba, yaitu pengumuman hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri 2015. Saya sangat deg-degan saat memasukkan nomor seleksi dan tanggal lahir. Dan ternyata saya diterima di perguruan tinggi Institut Teknologi Sumatera denga program studi Perencanaan Wilayah dan Kota. Saya sangat bahagia, dan cepat-cepat memberitahukan kabar gembira itu kepada orangtua. Ibu saya menangis bahagia, dan hanya bila terimakasih ya allah yang maha atas segalanya dan bagimana biaya pendidikannya. Saya hanya bilang serahkan semuanya kepada Allah swt, pasti ada rejekinya. Karena pada saat itu saya tidak tahu apakah dapat bidikmisi atau tidak. Tetapi saya tetap menyiapkan persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan untuk pendaftaran ulang dan penentuan UKT atau diterima bidikmisinya. Dan lagi-lagi Allah memberikan kado terindah dengan dinyatakannya saya sebagai penerima bidikmisi. Alhamdulillah ya Allah.
Dan sekarang saya sedang menjalani studi saya di kampus yang sangat saya cintai Institut Teknologi Sumatera (ITERA) pada program studi Perencanaan Wilayah dan Kota. Begitu bahagia dan tidak bisa tergambarkan kebahagiaan nikmat dengan merasakan predikat “Mahasiswa Teknik”. Semester 1 dilalui dengan prestasi-prestasi akademik. Dan pada semester 2 ini, tepatnya 4 April 2016 saya termasuk dalam tim Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Perguruan Tinggi (ONMIPA-PT) yang dikirim untuk mewakili ITERA mengikuti seleksi ONMIPA-PT tingkat wilayah di Palembang. Jumlah orang dalam tim itu ada 6 orang, dimana 2 orang bidang matematika, 2 orang bidang fisika, dan 2 orang bidang kimia. Saya bidang kimia, persaingannya sangat ketat dengan kampus-kampus yang cukup favorit PTN dan PTS seperti Universitas Sriwijawa, Universitas Lampung dan lain-lain. Yang saya rasakan pada saat itu sangat pusing dengan tingkat soal yang sangat tinggi bahkan soal itu belum pernah saya pelajari waktu SMA maupun kuliah. Dan lagi-lagi saya bisa membuat ibu dan keluarga bangga, bahagia karena hanya saya dari kampus saya lolos seleksi dan masuk tingkat Nasional. Saya tidak bisa berkata-kata lagi. Ini juga merupakan sejarah baru terjadi di kampus saya, saya sebagai mahasiswa pertama yang masuk ke tingkat Nasional pada ONMIPA-PT, karena tim kami yang pertama mengikuti ONMIPA-PT 2016. Terimakasih Bidikmisi, terimakasih Belmawa Ristekdikti, terimakasih ITERA, berkat kalian semua saya bisa merasakan itu semua.
Masih ada satu lagi keinginan saya yang ingin saya wujudkan setelah menyelesaikan S1 ini, yaitu melanjutkan studi S2 dan S3 di University of Cambridge Inggris. “Jangan takut untuk bermimpi, bermimpilah setinggi-tinggi mungkin. Pasti ada jalan untuk mewujudkannya - Alhamidi”. Maju Terus Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar