BEGINS
FROM A DREAM VILLAGE CHILDREN
Pertama-tama, melalui tulisan ini saya
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada BELMAWA RISTEKDIKTI yang
telah mengadakan program bidikmisi dalam membantu tingkat pemerataan pendidikan
tinggi untuk para lulusan SLTA yang terbatas dibidang ekonomi, tetapi dia
berprestasi baik dibidang akademik maupun non-akademik dalam melanjutkan
pendidikan dengan memberikan bantuan biaya pendidikan untuk calon mahasiswa
tidak mampu. Saya berharap semoga program ini terus berjalan dan menjadi
pemutus rantai kemiskinan di Negara ini.
Perkenalkan nama saya Alhamidi, anak ke-3 dari 3
bersaudara. Saya lahir pada tanggal 5 Januari 1997 di Pengarayan Provinsi
Sumatera Selatan. Desa Pengarayan merupakan dimana salah satu desa yang cukup
terpencil di provinsi Sumatera Selatan yang jauh dari pusat kota. Disana
lingkungannya masih natural, masih megang teguh adat istiadat, dan sinyal/jaringan
internet pun sangat susah.
Saya merupakan lulusan dari SMAN 1 Tanjung Lubuk
pada tahun 2014. Semuanya itu dimulai pada saat SMP tepatnya pada saat kelas 3
SMPN 1 Tanjung Lubuk, waktu itu ada suatu kejadian yang sangat tidak terduga
dan sangat tidak saya harapkan, tetapi apalah daya upaya Allah berkata kun
fayakoonu maka terjadilah. Allah swt telah lebih dulu memanggil Ayah saya
untuk menghadap-Nya. Waktu sudah mendekati pendaftaran masuk SMA. Waktu itu pun
saya sangat terpuruk, bingung mau melakukan apa, apakah mau melanjutkan
pendidikan lagi atau cukup sebatas itu. Padahal banyak sekali SMA-SMA favorit
melirik karena prestasi saya sewaktu saya SMP. Tetapi semuanya saya tolak
karena tidak punya biaya untuk sekolah di SMA itu semua. Saya harus memikirkan
kondisi keuangan keluarga yang sangat sedikit, dan akhirnya saya memutuskan
untuk melanjutkan sekolah di SMA yang sederhana karena di SMA itu tidak
dipungut biaya apapun atau tidak ada SPP alias gratis.
Pada saat pertama masuk SMA itu, saya sangat
bersemangat memulai sekolah dengan begitu banyak target yang saya buat,
sayangnya di sekolah itu tidak ada kelas Acceleration. Tahun pertama berjalan
dengan lancar, tidak begitu banyak hambatan yang signifikan. Tahun kedua pun
sama, dan tahun ketiga sangat banyak hambatan yang menghadang yang menyebabkan tidak
semulus dengan yang diinginkan. Saat itu sudah mendekati ujian nasional,
teman-teman saya sangat gencar mencari informasi-informasi yang berkaitan
dengan kuliah, bahkan mungkin mereka setiap hari membicarakan tentang kuliah,
saya hanya bisa diam dan mendengarkan pembicaraan mereka. Didalam hati saya
sangat ingin sekali merasakan bangku perkuliahan sama seperti yang lainnya,
tetapi saya harus sadar bagaimana keadaan perekonomian orang tua, sudah untung
bisa makan sehari-hari, dengan terpaksa saya harus memendam mimpi saya sebagai Engineering.
Tetapi Allah berkata lain dia memberikan jalan melalui kakak saya. Kakak
memberi informasi bahwa ada Beasiswa Bidikmisi dengan biaya pendidikan selama 4
tahun. Saya sangat bahagia dan memberitahukan informasi itu kepada ibu. Ibu
hanya tersenyum bahagia dengan menangis mengeluarkan air matanya. Lalu besoknya
saya menghadap kepala sekolah untuk meminta rekomendasi, agar mendaftar
bidikmisi tersebut. Setelah mendapat rekomendasi, saya cepat-cepat
mempersiapkan semua persyaratan yang dibutuhkan. Kemudian saya meminta bantuan
kakak saya yang berada di Jakarta untuk mengupload semua berkas, karena di
daerah saya tidak ada jaringan internet.
Setelah mendaftar bidikmisi, saya mendaftar
SNMPTN 2014 dan SBMPTN 2014, tetapi semua hasilnya sangat mengecewakan, saya
tidak lulus dari kedua jalur tersebut. Sepertinya Allah mempunyai jalan yang
lebih baik dari itu, walapun saya tidak diterima di PTN, saya tetap tidak patah
semangat karena masih ada kesempatan untuk tahun berikutnya. Untuk mengisi
waktu saya selama 1 tahun itu, saya bekerja sebagai pengajar di salah satu
bimbingan belajar di Bekasi. Hari-hari terus saya lewati dengan tetap belajar
mengerjakan soal-soal SBMPTN dengan banyak sekali referensi soal-soal dari
internet dan buku untuk persiapan mengikuti SBMPTN 2015, bahkan tidak terhitung
berapa ribu jumlah yang saya kerjakan. Waktu terasa berjalan begitu cepat dan
tidak terasa SBMPTN 2015 sudah dekat.
Ujian SBMPTN pun tiba dan waktu itu juga saya
berbicara dengan diri saya sendiri “Saya harus diterima di PTN, saya harus
mengubah keluarga besar dengan pendidikan, harus bisa, dan tidak ada yang bisa
menghalangi niat saya, Kecuali-Mu”. Saat itu dengan enjoy mengerjakan
soal-soalnya, karena sudah mempersiapkannya dengan matang, tingggal menunggu hasilnya. Dari
ujian itu mempunyai space waktu 1 bulan, waktu sebulan
itu saya manfaatkan untuk beribadah dan berserah kepadanya semoga hasilnya
sesuai dengan keinginan.
Waktu yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba, yaitu
pengumuman hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri 2015. Saya
sangat deg-degan saat memasukkan nomor seleksi dan tanggal lahir. Dan ternyata
saya diterima di perguruan tinggi Institut Teknologi Sumatera denga program
studi Perencanaan Wilayah dan Kota. Saya sangat bahagia, dan cepat-cepat memberitahukan
kabar gembira itu kepada orangtua. Ibu saya menangis bahagia, dan hanya bila
terimakasih ya allah yang maha atas segalanya dan bagimana biaya pendidikannya.
Saya hanya bilang serahkan semuanya kepada Allah swt, pasti ada rejekinya.
Karena pada saat itu saya tidak tahu apakah dapat bidikmisi atau tidak. Tetapi
saya tetap menyiapkan persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan untuk pendaftaran
ulang dan penentuan UKT atau diterima bidikmisinya. Dan lagi-lagi Allah
memberikan kado terindah dengan dinyatakannya saya sebagai penerima bidikmisi.
Alhamdulillah ya Allah.
Dan sekarang saya sedang menjalani studi saya di
kampus yang sangat saya cintai Institut Teknologi Sumatera (ITERA) pada program
studi Perencanaan Wilayah dan Kota. Begitu bahagia dan tidak bisa tergambarkan
kebahagiaan nikmat dengan merasakan predikat “Mahasiswa Teknik”. Semester 1
dilalui dengan prestasi-prestasi akademik. Dan pada semester 2 ini, tepatnya 4
April 2016 saya termasuk dalam tim Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Perguruan Tinggi (ONMIPA-PT) yang dikirim untuk mewakili ITERA
mengikuti seleksi ONMIPA-PT tingkat wilayah di Palembang. Jumlah orang dalam
tim itu ada 6 orang, dimana 2 orang bidang matematika, 2 orang bidang fisika,
dan 2 orang bidang kimia. Saya bidang kimia, persaingannya sangat ketat dengan
kampus-kampus yang cukup favorit PTN dan PTS seperti Universitas Sriwijawa,
Universitas Lampung dan lain-lain. Yang saya rasakan pada saat itu sangat
pusing dengan tingkat soal yang sangat tinggi bahkan soal itu belum pernah saya
pelajari waktu SMA maupun kuliah. Dan lagi-lagi saya bisa membuat ibu dan
keluarga bangga, bahagia karena hanya saya dari kampus saya lolos seleksi dan
masuk tingkat Nasional. Saya tidak bisa berkata-kata lagi. Ini juga merupakan sejarah
baru terjadi di kampus
saya, saya sebagai mahasiswa pertama yang masuk ke tingkat Nasional pada
ONMIPA-PT, karena tim kami yang pertama mengikuti ONMIPA-PT 2016. Terimakasih
Bidikmisi, terimakasih Belmawa Ristekdikti, terimakasih ITERA, berkat kalian
semua saya bisa merasakan itu semua.
Masih ada
satu lagi keinginan saya yang ingin saya wujudkan setelah menyelesaikan S1 ini,
yaitu melanjutkan studi S2 dan S3 di University of Cambridge Inggris.
“Jangan takut untuk bermimpi, bermimpilah setinggi-tinggi mungkin. Pasti ada
jalan untuk mewujudkannya - Alhamidi”. Maju Terus Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar